Anjungan Pantai Losari Makassar

Pantai Losari sedari dulu bahkan sampai saat ini tetap menjadi icon pariwisata favorit bagi kota Makassar, Sulawesi Selatan. Nama Pantai Losari bahkan sudah sangat populer tidak hanya di dalam negeri namun juga hingga mancanegara. Konon anda baru dianggap sudah pernah ke Makassar bila anda sudah menginjakkan kaki di pantai yang terkenal dengan keindahan sunset-nya ini. Saya setuju! Memang menikmati suasana Pantai Losari menjadi suatu keharusan bagi setiap orang yang berkesempatan berkunjung atau berlibur di Makassar, karena kawasan wisata ini tidak hanya menawarkan indahnya sunset di sore hari saja. Lalu apa yang menarik dari anjungan pantai losari di Kota Makassar? 

Pantai Losari Makassar tidak seperti kebanyakan pantai-pantai terkenal lainnya di Indonesia, semisal Pantai Kuta di Bali atau Pantai Parangtritis di Yogyakarta. Pantai Losari bukanlah pantai dengan pasir putih atau batu karang, tetapi tepian pantai yang sudah dibangun tanggul penahan ombak. Dahulu, pantai yang terbentang sejauh beberapa kilometer di jalan Penghibur, Makassar ini dikenal dengan julukan "warung terpanjang" atau "meja makan terpanjang" di dunia. Ya, jauh sebelum mengalami perombakan, di sepanjang pantai losari sejauh kurang lebih 1 kilometer setiap malam hari berjejer gerobak pedagang kaki lima menawarkan makanan dan minuman khas Makassar, termasuk jajanan khas Pisang Epe'. Sayangnya seiring dengan kebijakan Pemerintah Kota Makassar untuk memugar Pantai Losari para pedagang ini pun dipindahkan dan disatukan di salah satu sisi pantai, sehingga saat ini hanya tersisa sedikit pedagang yang bertahan disana.

Anjungan Pantai Losari Makassar

Setelah mengalami revitalisasi selama beberapa tahun, Pantai Losari hadir dengan wajah baru. Saat ini Pantai Losari berkembang menjadi tempat wisata dan ruang terbuka untuk publik dengan fasilitas yang lengkap. Sebuah anjungan dengan empat pelataran dan sebuah masjid terapung dibangun di kawasan ini. Pelataran tersebut antara lain pelataran anjungan Metro di pinggir Jalan Tanjung Metro HM Dg Patompo, pelataran Bugis-Makssar, pelataran Losari, dan pelataran Mandar-Toraja. Disini para pengunjung bisa berwisata sejarah dan edukasi dengan hadirnya 20 patung dada sejumlah tokoh Sulawesi Selatan seperti Sultan Hasanuddin, Syekh Yusuf, Jend A Muh Jusuf, Mayjen A Mattalatta, Andi Abd Bau Massepe, Arung Palakka, A Sultan Dg Raja, H Aroepala, LA Lasinrang, Lanto Dg Pasewang, Ranggong Rg Romo, La Madukelleng, Nene’ Mallomo, Karaeng Pattingaloang, Amannagappa, Datu Museng, A Pangerang Pettarani, Maipa Dea Pati, Pongtiku, dan Andi Djemma.

Pada pagi dan sore hari Anjungan Pantai Losari selalu ramai dikunjungi warga yang ingin menghabiskan waktu menikmati suasana pantai entah itu seorang diri atau bersama kerabat dan keluarga. Sementara itu di hari-hari libur / minggu pagi biasanya menjadi tempat favorit bagi banyak warga yang ingin berolahraga atau sekedar berjalan-jalan menikmati udara pagi. Hanya dengan modal 10 ribu hingga 20 ribu rupiah anda sudah bisa duduk santai menikmati romantisme sunset ala Pantai Losari sambil ditemani pisang epe' dan es kelapa muda, atau dengan modal 25-50 ribu rupiah anda bersama kerabat bisa mengitari pantai menggunakan perahu-perahu sewaan. Biaya yang cukup murah untuk sebuah pengalaman tak terlupakan di Anjungan Pantai Losari Makassar.

Bila anda menyempatkan diri mengunjungi Pantai Losari jangan lupa berkunjung ke Trans Studio Theme Park Makassar.

Beberapa detik lamanya ku coba membayangkan rupa mu dahulu. Membolak balik setiap kepingan ingatan masa lalu yang mulai berserakan dihempas gelombang waktu. 15 tahun yang lalu, disini kami duduk beralas koran. Tertawa bersama dan tak perduli pada sejuta mata yang menantang kami untuk berhenti. Menertawakan ombak, angin, tikus-tikus besar yang melintas berebut sisa-sisa makanan dan menertawakan diri kami sendiri yang tak mampu membeli seporsi pisang epe'. Disini, di pantai ini aku mengenangmu, meski rupa mu mulai samar namun aroma udara pantai ini membawa de javu pada mereka, sahabat-sahabatku. 

- de crowz -