Indonesia adalah salah satu negara dengan sejuta potensi, hal ini tidak bisa dibantah. Kita tidak hanya kaya akan hasil alam, atau hasil laut dan tambang. Kita juga punya sumber daya manusia yang tak kalah berkualitasnya dengan bangsa-bangsa lain, bahkan sejarah sudah membuktikan sejumlah tokoh besar dunia berasal dari Indonesia. Tapi ada satu hal lain yang mungkin sedikit terlupakan, kita punya warisan sejarah bernilai tinggi yang tersebar di seluruh daerah dari sabang sampai merauke. Ya, sebagai negara tujuan wisata, Indonesia cukup memikat hati para wisatawan berkat keberadaan situs-situs peninggalan nenek moyang sejak zaman kerajaan Majapahit hingga masa-masa perjuangan kemerdekaan sampai saat ini. Beberapa diantaranya yang cukup populer antara lain Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta dan Solo, Benteng Somba Opu Makassar, Museum KAA, Gedung Sate, Kota Tua, Lubang Buaya, Monas dan masih banyak lagi.
Wisata Sejarah di Cimahi
Bicara tentang sejarah perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, saya teringat ada satu kota di Jawa Barat yang mungkin kurang banyak disebutkan namun sebenarnya memiliki andil yang tidak sedikit bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia bahkan hingga saat ini. Kota tersebut adalah Cimahi. Terletak 12 km di sebelah barat kota Bandung dengan luas wilayah 40,25 km2, Cimahi bukanlah kota sembarangan. Kota Cimahi adalah markas dari 31 kesatuan tentara dan polisi. Disana kita bisa menemukan pusat-pusat pendidikan militer mulai dari brigade infanteri, artileri medan, hingga pasukan kavaleri. Jika ditambah dengan banyaknya jumlah asrama militer, diperkirakan 60% wilayah Cimahi digunakan oleh tentara. Hal inilah yang membuat Cimahi mendapatkan julukan "Kota Hijau" atau "Kota Tentara".
Secara geografis Cimahi kota berada pada 6°53' LS dan 107°32' BT, berbatasan langsung dengan kabupaten Bandung di sebelah Utara, Selatan dan Barat, serta Kota Bandung di sebelah Timur. Wilayahnya terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah dan Kecamatan Cimahi Selatan. Pada masa kolonial Belanda, kota ini dipilih sebagai pusat militer Belanda bahkan menjadi garnisum militer terbesar di Hindia Belanda pada saat itu. Nama Cimahi sendiri baru dikenal pada tahun 1811 saat Gubernur Jendral Herman Willem Daendels membuat jalan Anyer – Panarukan, untuk mengawasi ia mendirikan pos penjagaan atau disebut loji di lokasi yang kini menjadi alun-alun kota Cimahi. Lalu pada tahun 1874 hingga 1893, saat jalur kereta api yang menghubungkan Bandung dan Cianjur dibangun, pada saat bersamaan Stasiun Cimahi pun turut didirikan. Tidak hanya itu saja, pada 1886 Belanda juga membangun pusat pendidikan militer beserta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya seperti rumah sakit Dustira, rumah tahanan militer, dan lain sebagainya.
Usai masa kolonial Belanda, Cimahi kemudian menjadi bagian dari Kabupaten Bandung Utara. Selanjutnya pada tanggal 29 Januari 1976, berdasarkan PP Nomor 29 Tahun 1975, status Cimahi ditingkatkan menjadi kota administratif dan menjadi kota administratif pertama di propinsi Jawa Barat. Nanti pada tanggal 21 Juni 2001 status Cimahi pun berubah menjadi kota.
"Bangunan Tua" Potensi Wisata Sejarah Cimahi Kota
Bila anda menyusuri kota ini anda akan menemukan hampir di tiap sudut kota terdapat bangunan-bangunan tua atau bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh. "Merekalah" saksi sejarah perjalanan panjang Cimahi dalam masa-masa kolonial Belanda hingga berkembang seperti sekarang ini. Masing-masing bangunan seakan "memiliki kisahnya sendiri", kisah yang ingin dituturkan bagi setiap orang yang berkunjung kesana. Beberapa bangunan tampak sudah dialih fungsikan namun sayangnya tidak sedikit bangunan tua tampak terbengkalai dan dibiarkan tidak terurus. Sayang sekali.
Sesuai dengan julukannya, "kota militer", berbagai peninggalan sejarah di Cimahi kota memang sangat kental dengan nuansa militer. Sebut saja diataranya ada rumah tahanan militer yang didirikan pada tahun 1886 di kawasan Poncol, dimana lokasinya tersebut sangat dekat dari kompleks pusat pendidikan militer. Selain itu ada juga rumah sakit militer yang sudah berusia lebih dari 120 tahun, kolam renang, lapangan tembak, bioskop, stasiun kereta, gereja, hingga gedung pertemuan dan kompleks pekuburan yang pada saat itu dibangun demi kepentingan militer Belanda. Sebagai situs sejarah dengan nilai-nilai historis yang tinggi, bangunan-bangunan tua ini memiliki potensi yang besar bila dikembangkan menjadi objek wisata sejarah di Cimahi. Pelestarian bagunan-bagunan bersejarah ini diyakini akan berkontribusi besar bagi sektor pariwisata, tidak hanya menjadi media hiburan dan rekreasi semata tapi juga pusat pembelajaran yang potensial bagi generasi-generasi pelanjut.
Untuk mengenal lebih dekat, berikut ini ada sejumlah bangunan tua atau bersejarah di Cimahi kota yang sangat berpotensi menjadi objek wisata sejarah unggulan bila dikelola dengan baik. Mungkin saja bisa menyaingi objek wisata kota tua seperti di Semarang, Yogyakarta atau Jakarta.
1. Pos Penjagaan atau Loji.
Terletak di alun-alun Cimahi, di pusat kota, lokasi ini menjadi salah satu tempat favorit warga Cimahi di akhir pekan.
2. Rumah Tahanan Militer Poncol
Bangunan penjara militer yang yang dibangun pada tahun 1886 dan terletak di Jalan Poncol Cimahi.
3. Pusat Pendidikan Militer
Bangunan- bangunan ini berdiri sejak tahun 1886 sebagai Pusat Pendidikan Militer, dan sampai sekarang masih digunakan. Saat ini ada 13 pusat pendidikan seperti Pusdik Artileri Medan (Armed), Pusdik Perbengkalan dan Angkutan (Pusdikbekang), Pusdik (Polisi Militer) dan lain sebagainya lainnya.
4. Rumah Sakit Dustira
Didirikan pada tahun 1887 dengan nama Milifaire Hospital kemudian berganti nama menjadi Rumah Sakit Dustira pada tahun 1956, diambil dari nama Mayor dr. Dustira Prawiraamidjaya. Status kepemilikan rumah Sakit ini adalah milik Dephan RI, lokasinya berada di Jl. dr. Dustira No.1, Cimahi. Meski mengalami sedikit perbaikan dan perubahan, arsitektur asli bangunan tua ini masih sangat dominan. Saat ini RS Dustira masih memberikan pelayanan medis dan dibuka untuk umum.
5. Gedung Sudirman atau The Historich
Bangunan cagar budaya yang dibangun pada tahun 1888 ini terletak di pertigaan Jalan Gatot Subroto-Sudirman, Cimahi. Dulunya gedung Sudirman pernah dimanfaatkan dan disewakan untuk acara resepsi pernikahan, tempat latihan bulutangkis, bahkan sempat menjadi Kantor anggota DPRD Cimahi periode 2002-2004. Saat ini Gedung Sudirman Cimahi sudah direstorasi menjadi Gedung Pertunjukan Kesenian, dan pusat kegiatan para seniman di Cimahi.
6. Stasiun Kereta Api
Terletak di sebelah utara Rumah sakit Dustira, Stasiun Kereta Api Cimahi dibangun bersamaan dengan pembangunan Jalan kereta antara Bandung - Cianjur pada tahun 1874-1893. Saat ini Stasiun Kereta Cimahi dipercantik dengan nuansa cat didominasi warna kuning dan hijau dengan taman yang asri. Rute yang dilayani yaitu jarak dekat dengan KRD.
7. Bioskop Rio
Terletak di Jalan Ria, di pusat kota di depan alun-alun Cimahi. Sayangnya bangunan bioskop yang pernah menjadi satu-satunya tempat pemutaran film di masa kolonial Belanda ini beralih fungsi jadi kawasan komersil.
8. Abatoir atau Pejagalan
Rumah Pemotongan Hewan yang berada di Jalan Sukimun Baros ini memiliki luas sekitar 10.000 m2 dan lebih dikenal dengan nama RPH pajagalan. Saat ini dijadikan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).
9. Gereja St. Ignatius
Gereja Katolik yang terletak di Jalan Baros Cimahi ini didirikan oleh Pemerintahan Hindia - Belanda pada tahun 1908.
10. Kolam renang Berkleus
Masih di daerah Baroos, tepatnya di Jalan H. Sukimun, tak jauh dari Rumah Potong Hewan terdapat kolam renang bersejarah yang kondisinya sudah tidak terurus dan dipenuhi semak belukar. Padahal di zaman penjajahan sampai sekitar tahun 2000, kolam renang masih difungsikan.
11. Rumah Gajah Mada
Adalah sebuah bangunan rumah tua yang terletak di Jalan Gajah Mada, Cimahi. Bangunan ini berdiri tegak di samping Mesjid ABRI dan menyimpan sejuta kenangan buat orang-orang yang dulu pernah tinggal didaerah ini yang terkenal dengan nama Gama, akronim dari nama jalan Gajah Mada. Rumah peninggalan zaman Belanda ini pernah dijadikan tempat rental band, dan sekarang rumah ini di jadikan rumah kontrakan. Di daerah ini ada banyak berdiri rumah tua lainya, selain rumah tersebut.
12. Komplek Pemakaman Kerkhoff
Komplek pemakaman peninggalan pemerintahan Hindia-Belanda yang terletak di Jalan Kerkhoff - Leuwigajah - Cimahi.
Menyusuri Cimahi kota sambil menikmati berbagai peninggalan bersejarah tentu akan memberikan nuansa yang berbeda. Simpul-simpul sejarah perjuangan seakan terurai kembali membawa kita pada alur kisah masa lalu yang mungkin saja nyaris terlupakan. Cimahi, kota dengan segudang potensi wisata sejarah, menyimpan kisahnya sendiri dan sangat sayang jika tidak dilestarikan dan dikunjungi. Anda berkunjung ke Jawa Barat? Jangan lupa singgah di Cimahi.
Wisata Sejarah di Cimahi
Bicara tentang sejarah perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, saya teringat ada satu kota di Jawa Barat yang mungkin kurang banyak disebutkan namun sebenarnya memiliki andil yang tidak sedikit bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia bahkan hingga saat ini. Kota tersebut adalah Cimahi. Terletak 12 km di sebelah barat kota Bandung dengan luas wilayah 40,25 km2, Cimahi bukanlah kota sembarangan. Kota Cimahi adalah markas dari 31 kesatuan tentara dan polisi. Disana kita bisa menemukan pusat-pusat pendidikan militer mulai dari brigade infanteri, artileri medan, hingga pasukan kavaleri. Jika ditambah dengan banyaknya jumlah asrama militer, diperkirakan 60% wilayah Cimahi digunakan oleh tentara. Hal inilah yang membuat Cimahi mendapatkan julukan "Kota Hijau" atau "Kota Tentara".
Secara geografis Cimahi kota berada pada 6°53' LS dan 107°32' BT, berbatasan langsung dengan kabupaten Bandung di sebelah Utara, Selatan dan Barat, serta Kota Bandung di sebelah Timur. Wilayahnya terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah dan Kecamatan Cimahi Selatan. Pada masa kolonial Belanda, kota ini dipilih sebagai pusat militer Belanda bahkan menjadi garnisum militer terbesar di Hindia Belanda pada saat itu. Nama Cimahi sendiri baru dikenal pada tahun 1811 saat Gubernur Jendral Herman Willem Daendels membuat jalan Anyer – Panarukan, untuk mengawasi ia mendirikan pos penjagaan atau disebut loji di lokasi yang kini menjadi alun-alun kota Cimahi. Lalu pada tahun 1874 hingga 1893, saat jalur kereta api yang menghubungkan Bandung dan Cianjur dibangun, pada saat bersamaan Stasiun Cimahi pun turut didirikan. Tidak hanya itu saja, pada 1886 Belanda juga membangun pusat pendidikan militer beserta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya seperti rumah sakit Dustira, rumah tahanan militer, dan lain sebagainya.
Usai masa kolonial Belanda, Cimahi kemudian menjadi bagian dari Kabupaten Bandung Utara. Selanjutnya pada tanggal 29 Januari 1976, berdasarkan PP Nomor 29 Tahun 1975, status Cimahi ditingkatkan menjadi kota administratif dan menjadi kota administratif pertama di propinsi Jawa Barat. Nanti pada tanggal 21 Juni 2001 status Cimahi pun berubah menjadi kota.
"Bangunan Tua" Potensi Wisata Sejarah Cimahi Kota
Bila anda menyusuri kota ini anda akan menemukan hampir di tiap sudut kota terdapat bangunan-bangunan tua atau bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh. "Merekalah" saksi sejarah perjalanan panjang Cimahi dalam masa-masa kolonial Belanda hingga berkembang seperti sekarang ini. Masing-masing bangunan seakan "memiliki kisahnya sendiri", kisah yang ingin dituturkan bagi setiap orang yang berkunjung kesana. Beberapa bangunan tampak sudah dialih fungsikan namun sayangnya tidak sedikit bangunan tua tampak terbengkalai dan dibiarkan tidak terurus. Sayang sekali.
Sesuai dengan julukannya, "kota militer", berbagai peninggalan sejarah di Cimahi kota memang sangat kental dengan nuansa militer. Sebut saja diataranya ada rumah tahanan militer yang didirikan pada tahun 1886 di kawasan Poncol, dimana lokasinya tersebut sangat dekat dari kompleks pusat pendidikan militer. Selain itu ada juga rumah sakit militer yang sudah berusia lebih dari 120 tahun, kolam renang, lapangan tembak, bioskop, stasiun kereta, gereja, hingga gedung pertemuan dan kompleks pekuburan yang pada saat itu dibangun demi kepentingan militer Belanda. Sebagai situs sejarah dengan nilai-nilai historis yang tinggi, bangunan-bangunan tua ini memiliki potensi yang besar bila dikembangkan menjadi objek wisata sejarah di Cimahi. Pelestarian bagunan-bagunan bersejarah ini diyakini akan berkontribusi besar bagi sektor pariwisata, tidak hanya menjadi media hiburan dan rekreasi semata tapi juga pusat pembelajaran yang potensial bagi generasi-generasi pelanjut.
Untuk mengenal lebih dekat, berikut ini ada sejumlah bangunan tua atau bersejarah di Cimahi kota yang sangat berpotensi menjadi objek wisata sejarah unggulan bila dikelola dengan baik. Mungkin saja bisa menyaingi objek wisata kota tua seperti di Semarang, Yogyakarta atau Jakarta.
Terletak di alun-alun Cimahi, di pusat kota, lokasi ini menjadi salah satu tempat favorit warga Cimahi di akhir pekan.
2. Rumah Tahanan Militer Poncol
Bangunan penjara militer yang yang dibangun pada tahun 1886 dan terletak di Jalan Poncol Cimahi.
3. Pusat Pendidikan Militer
Bangunan- bangunan ini berdiri sejak tahun 1886 sebagai Pusat Pendidikan Militer, dan sampai sekarang masih digunakan. Saat ini ada 13 pusat pendidikan seperti Pusdik Artileri Medan (Armed), Pusdik Perbengkalan dan Angkutan (Pusdikbekang), Pusdik (Polisi Militer) dan lain sebagainya lainnya.
4. Rumah Sakit Dustira
Didirikan pada tahun 1887 dengan nama Milifaire Hospital kemudian berganti nama menjadi Rumah Sakit Dustira pada tahun 1956, diambil dari nama Mayor dr. Dustira Prawiraamidjaya. Status kepemilikan rumah Sakit ini adalah milik Dephan RI, lokasinya berada di Jl. dr. Dustira No.1, Cimahi. Meski mengalami sedikit perbaikan dan perubahan, arsitektur asli bangunan tua ini masih sangat dominan. Saat ini RS Dustira masih memberikan pelayanan medis dan dibuka untuk umum.
5. Gedung Sudirman atau The Historich
Bangunan cagar budaya yang dibangun pada tahun 1888 ini terletak di pertigaan Jalan Gatot Subroto-Sudirman, Cimahi. Dulunya gedung Sudirman pernah dimanfaatkan dan disewakan untuk acara resepsi pernikahan, tempat latihan bulutangkis, bahkan sempat menjadi Kantor anggota DPRD Cimahi periode 2002-2004. Saat ini Gedung Sudirman Cimahi sudah direstorasi menjadi Gedung Pertunjukan Kesenian, dan pusat kegiatan para seniman di Cimahi.
6. Stasiun Kereta Api
Terletak di sebelah utara Rumah sakit Dustira, Stasiun Kereta Api Cimahi dibangun bersamaan dengan pembangunan Jalan kereta antara Bandung - Cianjur pada tahun 1874-1893. Saat ini Stasiun Kereta Cimahi dipercantik dengan nuansa cat didominasi warna kuning dan hijau dengan taman yang asri. Rute yang dilayani yaitu jarak dekat dengan KRD.
7. Bioskop Rio
Terletak di Jalan Ria, di pusat kota di depan alun-alun Cimahi. Sayangnya bangunan bioskop yang pernah menjadi satu-satunya tempat pemutaran film di masa kolonial Belanda ini beralih fungsi jadi kawasan komersil.
8. Abatoir atau Pejagalan
Rumah Pemotongan Hewan yang berada di Jalan Sukimun Baros ini memiliki luas sekitar 10.000 m2 dan lebih dikenal dengan nama RPH pajagalan. Saat ini dijadikan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).
9. Gereja St. Ignatius
Gereja Katolik yang terletak di Jalan Baros Cimahi ini didirikan oleh Pemerintahan Hindia - Belanda pada tahun 1908.
10. Kolam renang Berkleus
Masih di daerah Baroos, tepatnya di Jalan H. Sukimun, tak jauh dari Rumah Potong Hewan terdapat kolam renang bersejarah yang kondisinya sudah tidak terurus dan dipenuhi semak belukar. Padahal di zaman penjajahan sampai sekitar tahun 2000, kolam renang masih difungsikan.
11. Rumah Gajah Mada
Adalah sebuah bangunan rumah tua yang terletak di Jalan Gajah Mada, Cimahi. Bangunan ini berdiri tegak di samping Mesjid ABRI dan menyimpan sejuta kenangan buat orang-orang yang dulu pernah tinggal didaerah ini yang terkenal dengan nama Gama, akronim dari nama jalan Gajah Mada. Rumah peninggalan zaman Belanda ini pernah dijadikan tempat rental band, dan sekarang rumah ini di jadikan rumah kontrakan. Di daerah ini ada banyak berdiri rumah tua lainya, selain rumah tersebut.
12. Komplek Pemakaman Kerkhoff
Komplek pemakaman peninggalan pemerintahan Hindia-Belanda yang terletak di Jalan Kerkhoff - Leuwigajah - Cimahi.
Menyusuri Cimahi kota sambil menikmati berbagai peninggalan bersejarah tentu akan memberikan nuansa yang berbeda. Simpul-simpul sejarah perjuangan seakan terurai kembali membawa kita pada alur kisah masa lalu yang mungkin saja nyaris terlupakan. Cimahi, kota dengan segudang potensi wisata sejarah, menyimpan kisahnya sendiri dan sangat sayang jika tidak dilestarikan dan dikunjungi. Anda berkunjung ke Jawa Barat? Jangan lupa singgah di Cimahi.